Sabtu, 14 Mei 2016

askep komunitas keluarga dengan hipertensi




MATA KULIAH : Keperawatan Komunitas 1
DOSEN             : Ns. Nelva Takahepis,S.Kep.
KELAS              : Keperawatan B
SEMESTER       : 4 (empat)
Asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan hipertensi

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :   

ü  DWI FUJIDHIANTY RIMAN
ü  PUTRI AYUNINGSIH KATILI
ü  DEISI DURAN
ü  ARDILAN
ü  HARTINI BUKASA


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
TAHUN 2015-2016


BAB
I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi hipertensi ?
2.      Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3.      Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4.      Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5.      Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6.      Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7.      Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

C.     Tujuan
a.       Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

b.      Tujuan Khusus
1.      Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2.      Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3.      Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4.      Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5.      Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6.      Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7.      Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.










BAB II
PEMBAHASAN

a.      KONSEP DASAR KELUARGA
1.      Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
·         Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
·         Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
·         Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
·         Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

b.      KONSEP DASAR HIPERTENSI
1.      Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
        Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.      Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
Ø  Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Ø  Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Ø  Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Ø  Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Ø  Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas :
Ø  Yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Ø  Yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
3.      Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

4.      Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
·         Hemoglobin / hematokrit
·         BUN / kreatinin
·         Glukosa
·         Kalium serum.
·         Kalsium serum.
·         Kolesterol dan trigeliserida serum
·         Pemeriksaan tiroid .
·         Kadar aldosteron urin dan serum.
·         Urinalisa.
·         VMA urin (metabolit katekolamin).
·         Asam urat.
·         Steroid urin.
·         Foto dada.
·         CT scan.
·         EKG.

5.      Penatalaksanaan
a.      Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1.      Diet
         Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2.      Aktivitas.
       Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b.      Penatalaksanaan Farmakologis.
        Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
        Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

6.      Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.







BAB III
TINJAUAN KASUS
1.       Contoh Kasus
            Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th)  seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena  Hipertensi sebelumnya.



FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A.  Pengkajian Keluarga
      I.    Data Umum :
1.      Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. A
2.      Alamat dan Telepon                      :   Tuban
3.      Pekerjaan Kepala Keluarga           :  pedagang toko
4.      Pendidikan Kepala Keluarga        :  SMP
5.      Komposisi Keluarga                      :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

No
Nama
Jenis Kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
1.
2.
3.
4.
Tn. A
Ny. S
Nn. Z
An. D
L
P
P
L
Suami
Istri
Anak
Anak
50 th
45 th
13 th
6 th
SMA
SMP
SMP
SD


6.      Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.

7.      Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Tn. A  berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.

8.      Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S

9.      Status Sosial Ekonomi Keluarga.
      Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.

10.  Aktifitas Rekreasi Keluarga.
·         Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
·         Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban  jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 13 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.

3.      Riwayat keluarga inti :
Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).



Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
No.
Nama
Umur
BB/Kg
Keadaan Kesehatan
Imunisasi
(BCG/Polio/ DPT/HB/ Campak
Masalah kesehatan
Tindakan
Yang telah dilakukan
1.       
Tn. A
50 th
60
Baik
Lengkap


2.       
Ny. S
45 th
48
Sakit
Lengkap
Gangguan nutrisi

Membantu pemenuhan nutrisi  Ny.S tanpa membawa ke pelayanan kesehatan
3.       
An.Z
13 th
27
Baik
Lengkap


4.       
An. D
6 th
25
Baik
Lengkap



4.      Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

III.    Lingkungan
1.      Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.             
2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

3.      Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A  jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.

4.      Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

5.      Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A  mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.


IV.    Struktur Keluarga
1.      Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2.      Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3.      Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
·         Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
·         Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
·         An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
·         An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4.      Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

V.     Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2.      Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.



3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
4.      Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
5.      Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga
1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.
3.      Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.
4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.


VII.     Pemeriksaan Fisik.
·         Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No
Pemeriksaan
Fisik
Tn. A
Ny.S
An. Z
An. D
1
Kepala
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
Simetris,tidak ada ketombe,Rambut sedikit kusut
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
2.
Leher
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
3.
Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
4.
Telinga
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
5.
Hidung
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
6.
Mulut
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi habis ½.
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
7.
Dada
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
8.
Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
9.
TTV
TD : 120/80 mmHg,
N : 74x/m,
S : 360C
R: 20x/m
TD : 160/100 mmHg, 
 N : 100x/m,
S : 36,50C
R: 20x/m
TD: 110/80 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 84 x/mnt
S: 37,2OC
TD: 105/63 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 72 x/mnt
S: 370C

VIII.    Harapan Keluarga.
            Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah
DS:
Ny.S mengatakan mual,muntah,lemas, nafsu makan menurun.
DO:
Ny.S terlihat lemas
Ny.S makan 1x/hari habis ½ porsi dengan bantuan, dan kadang tidak makan.
Mukosa bibir kering.
Kenaikan tekanan darah
Kompensasi tubuh (pusing)
mempengaruhi hipothalamus
kurang nafsu makan
Kurang nutrisi
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
DS:
·         Pasien mengatakan pusing dan lemas.
·         Ny.S mengatakan menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat MRS d RSUD selama 3 hari.
·         Karena merasa sudah sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa.
·         Ny.S bekerja berdagang di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah
·         Ny.S mengatakan jarang berolah raga
·         Ny.S tidak merokok
·         Ny.S suka mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.
·         Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah biasa seperti ini.
DO:
·         Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH,  N : 100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
·        
Riwayat hipertensi, gaya hidup
Penumpukan kolesterol dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
Tekanan darah meningkat
Hipertensi



Diagnosa Keperawatan.
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2.      Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
B.     Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
http://hestimeiprett.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar