MATA
KULIAH : Keperawatan Komunitas 1
DOSEN : Ns. Nelva Takahepis,S.Kep.
KELAS
: Keperawatan B
SEMESTER : 4 (empat)
Asuhan keperawatan
keluarga pada klien dengan hipertensi
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :
ü DWI FUJIDHIANTY RIMAN
ü PUTRI AYUNINGSIH KATILI
ü DEISI DURAN
ü ARDILAN
ü HARTINI BUKASA
STIKES MUHAMMADIYAH
MANADO
TAHUN 2015-2016
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus
meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah
satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan
aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian
adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap
hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta
dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga
menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non
infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih
mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang
hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih
besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih
besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang
perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya
penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan
lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses
pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program
pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi hipertensi ?
2.
Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3.
Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4.
Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5.
Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6.
Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7.
Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?
C.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Menjelaskan
pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
a.
KONSEP DASAR KELUARGA
1.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986
)
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
·
Terdiri dari dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
·
Anggota keluarga biasanya hidup bersama
atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
·
Anggota keluarga berinteraksi satu sama
lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan
adik
·
Mempunyai tujuan : menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota.
b.
KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.
Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah
kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan
darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.
Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
Ø Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi
esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor
diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita
hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi
sekunder.
Ø
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih
banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat
Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Ø
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
Ø
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Ø
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam
tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas
memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar
dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas :
Ø
Yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada
70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya Hipertensi.
Ø
Yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress
dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis
adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis
adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan
aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan
penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan
dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya
Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara
obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi
lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
3. Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme
Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah
kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya
pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
·
Hemoglobin / hematokrit
·
BUN / kreatinin
·
Glukosa
·
Kalium serum.
·
Kalsium serum.
·
Kolesterol dan trigeliserida serum
·
Pemeriksaan tiroid .
·
Kadar aldosteron urin dan serum.
·
Urinalisa.
·
VMA urin (metabolit katekolamin).
·
Asam urat.
·
Steroid urin.
·
Foto dada.
·
CT scan.
·
EKG.
5.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1.
Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2.
Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b.
Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.
Contoh Kasus
Ny.S (45th)
istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang
laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah
di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A
menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan
di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit
yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan
saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga
merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya
membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk
keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke
dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga
jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS
karena Hipertensi sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga
I.
Data Umum :
1.
Nama Kepala
Keluarga
: Tn. A
2.
Alamat dan
Telepon
: Tuban
3.
Pekerjaan Kepala
Keluarga :
pedagang toko
4.
Pendidikan Kepala Keluarga
: SMP
5.
Komposisi
Keluarga
: Ayah, ibu, dan dua orang anak
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Hubungan dengan KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
2.
3.
4.
|
Tn. A
Ny. S
Nn. Z
An. D
|
L
P
P
L
|
Suami
Istri
Anak
Anak
|
50 th
45 th
13 th
6 th
|
SMA
SMP
SMP
SD
|
6.
Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak
kandung.
7.
Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8.
Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
9.
Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A adalah
pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti,
sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka
dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai
kedua orang anknya yang masih sekolah.
10.
Aktifitas Rekreasi Keluarga.
· Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain
dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
· Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim liburan panjang atau
sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
2.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak
ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 13 th dan yang kedua
berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan
Ny. S mengatakan
komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu
akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.
3.
Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karena ayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang
telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi
sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat
yang dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
No.
|
Nama
|
Umur
|
BB/Kg
|
Keadaan Kesehatan
|
Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/ Campak
|
Masalah
kesehatan
|
Tindakan
Yang telah
dilakukan
|
1.
|
Tn. A
|
50 th
|
60
|
Baik
|
Lengkap
|
|
|
2.
|
Ny. S
|
45 th
|
48
|
Sakit
|
Lengkap
|
Gangguan nutrisi
|
Membantu pemenuhan nutrisi Ny.S tanpa membawa ke pelayanan
kesehatan
|
3.
|
An.Z
|
13 th
|
27
|
Baik
|
Lengkap
|
|
|
4.
|
An. D
|
6 th
|
25
|
Baik
|
Lengkap
|
|
|
4.
Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika
masih kecil.
III. Lingkungan
1.
Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2
dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur
dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan
rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali
kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan
WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan
dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2.
Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun
berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan
mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak
ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3.
Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah
sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah
pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4.
Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A
tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan
kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang
dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
5.
Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun
kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan
keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk
keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika
berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan
pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan
kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari
rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga
keluarga lebih memilih ke dokter desa.
IV. Struktur Keluarga
1.
Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka,
sehingga ank-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka
tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan
tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2.
Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3.
Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
·
Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
·
Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
·
An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
·
An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4.
Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga
yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan
oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih
untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1.
Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam
keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka
dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2.
Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua
muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti
organisasi.
3.
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga dapat
mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga
dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu
meningkatkan status kesehatan keluarga.
4.
Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan
melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan
yang baik.
5.
Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan
kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka
mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1.
Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang
lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang
masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.
2.
Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan
kelak menjadi anak yang berguna.
3.
Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga
bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
4.
Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota
keluarga dalam mengambil suatu keputusan.
VII. Pemeriksaan Fisik.
· Keluhan utama Ny.S : agak
kurus, mengeluh pusing.
No
|
Pemeriksaan
Fisik
|
Tn. A
|
Ny.S
|
An. Z
|
An. D
|
1
|
Kepala
|
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,tidak ada ketombe,Rambut sedikit kusut
|
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
2.
|
Leher
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
3.
|
Mata
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
4.
|
Telinga
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
5.
|
Hidung
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
6.
|
Mulut
|
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi
habis ½.
|
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
7.
|
Dada
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
8.
|
Abdomen
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
9.
|
TTV
|
TD : 120/80 mmHg,
N : 74x/m,
S : 360C
R: 20x/m
|
TD : 160/100 mmHg,
N : 100x/m,
S : 36,50C
R: 20x/m
|
TD: 110/80 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 84 x/mnt
S: 37,2OC
|
TD: 105/63 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 72 x/mnt
S: 370C
|
VIII. Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan
dengan baik.
Analisa Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
DS:
Ny.S
mengatakan mual,muntah,lemas, nafsu makan menurun.
DO:
Ny.S terlihat
lemas
Ny.S makan
1x/hari habis ½ porsi dengan bantuan, dan kadang tidak makan.
Mukosa bibir
kering.
|
Kenaikan
tekanan darah
Kompensasi
tubuh (pusing)
mempengaruhi
hipothalamus
kurang nafsu
makan
Kurang nutrisi
|
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
|
DS:
· Pasien mengatakan pusing
dan lemas.
·
Ny.S mengatakan menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat
MRS d RSUD selama 3 hari.
·
Karena merasa sudah sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya
sekedar periksa.
·
Ny.S bekerja berdagang di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang
istirah
·
Ny.S mengatakan jarang berolah raga
·
Ny.S tidak merokok
·
Ny.S suka mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.
·
Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah biasa seperti ini.
DO:
·
Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
·
|
Riwayat hipertensi, gaya hidup
Penumpukan kolesterol dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
Tekanan darah meningkat
|
Hipertensi
|
Diagnosa Keperawatan.
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2.
Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
ketidak mampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan
perawatannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
http://hestimeiprett.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar