MATA KULIAH : Penelusuran Keperawatan Berbasis IT
DOSEN
: Hj. Ns. Amatus Yudi Iswanto,S.Kep.,M.Kep.,Sp.An
KELAS :
Keperawatan B
SEMESTER
: 6 (enam)
Perkembangan sirkumsisi
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
4 :
ü Gabriela Gumabo
ü Dwi Fujidhianty Riman
ü Nurlia Ajudin
ü Lolactiti Pohontu
ü Jainudin Sadek
ü Nanik Darmiyati Saputri
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
2017
Abstrak
Seiring
dengan perkembangan medis zaman ke zaman, saat ini sunat atau khitan tak lagi menakutkan. Kalau dahulu
metodenya hanya satu yaitu dengan gunting dan perkakas lainnya, kini
setiap klinik sunat memiliki
teknik dan juga alat-alat canggih. Pemahaman
terhadap khitan atau sunat dewasa ini bukan lagi terbatas pada masalah syari’ah,
akan tetapi sudah menjadi wacana yang meluas di bidang kesehatan. Melihat akan
manfaat sunat dan proses operasinya, menjadikan perhatian lebih dari dunia
medis. Hal ini semakin menggali manfaat serta metode yang lebih aman untuk
sunat. Metode atau cara apa yang akan dipilih tentu tergantung pada kemauan dan
kemampuan biayanya. Kesimpulan metode
dan alat untuk sirkumsisi mengalami perkembangan yang pesat sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan serta mengurangi angka kejadian infeksi.
Kata
kunci : sirkumsisi
A.
Latar
Belakang
Khitan
diperkirakan masuk dengan diterimanya islam sebagai agama baru. Angka kejadian
pada sirkumsisi ini dipengaruhi oleh agama, sosial, dan indikasi medis.
Prevalensi laki-laki yang menjalani sirkumsisi di dunia diperkirakan sekitar
30-34%, dan sebagian besar sekitar 68% yang menjalani sirkumsisi adalah
laki-laki muslim. Secara umum tersebar baik di Timur Tengah, Afrika Utara,
Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia. Selain alasan agama sirkumsisi juga
dilakukan dengan alasan ritual upacara menuju kedewasaan seperti di Afrika
timur, Amerika Serikat, Republik Korea, dan Philipin (Weiss, et al.,
2008).
Dewasa ini, teknik melakukan sirkumsisi
perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Saat ini
telah diciptakan banyak peralatan dan obat-obatan untuk membantu melaksanakan
khitan, sehingga khitan menjadi proses lebih aman dan lebih tidak menyakitkan.
Selain itu, banyak pula metode yang mulai dikembangkan dalam pelaksanaan khitan
sehingga proses khitan menjadi lebih mudah dan lebih cepat (Hermana, 2008).
Sejalan dengan berjalannya ilmu pengetahuan
maka metode khitan pun mengalami perkembangan, dimana pada zaman dahulu
menggunakan bilah bambu tajam untuk memotongnya sampai metode sekarang yang
paling canggih menggunakan laser.
Secara
medis sirkumsisi terhadap laki-laki mempunyai banyak manfaat
bagi kesehatan. Medis menjelaskan bahwa penis yang
belum disirkumsisi mengakibatkan terjadinya pengendapan urin di ujung
penis. Fakta tersebut membuktikan bahwa penis yang sudah disirkumsisi mempunyai
sisi positif dari sudut pandang kesehatan karena penis akan bersih dari endapan urin.
Penis yang sudah disirkumsisi mempunyai resiko lebih kecil terhadap penularan
penyakit kelamin daripada penis yang belum disirkumsisi (Arifin, 2010: 205).
B.
Kajian
Literatur
Sirkumsisi
,apakah itu ?
Khitan
(Arab: khatn) atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) berarti
memotong kulit penutup (prepusium) yang melingkar pada batang penis, yaitu pada
ujung kepala penis. Khitan dibedakan antara laki-laki dan perempuan,
bagi laki-laki bagian yang dipotong adalah kulit yang menutupi ujung zakar
sehingga menjadi terbuka, sedangkan bagi perempuan ialah menghilangkan selaput
yang menutupi klitoris yang terdapat pada ujung lubang vulva atas (Hermana,
2009).
Apa
saja metode yang digunakan dalam sirkumsisi?
1. Metode
Klasik dan Dorsumsisi.
Metode ini
sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih dapat dilihat di
sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam metode ini adalah bambu yang telah ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet. Peralatan yang
akan dipakai ini sebelumnya disterilkan dengan alkohol tepat sebelum
penggunaan. Tata cara yang umunya dilakukan oleh para ahli sunat dengan metode
ini adalah:
·
Membersihkan peralatan yang akan dipakai
·
Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan
dipotong, relatif terhadap ukuran penis
·
Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya
dengan semacam penjepit
·
Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali
iris
·
Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine Bekas luka yang ditinggalkan dari metode ini
tidak dijahit dan langsung dibalut (secara agak longgar tergantung kenyamanan)
dengan kain kassa. Dengan cara sekali iris.
Keterangan:
metode ini memang menjadi metode
tercepat dari semua metode yang ada.
2. Metode
Konvensional atau Umum.
Metode ini
telah berevolusidari metode sebelumnya, yaitu metode klasik.
Pada metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis,
sehingga meningkatkan keberhasilan sirkumsisi. Hal yang umumnya ada atau
dilakukan saat melaksanakan metode ini adalah:
·
Pembiusan lokal
·
Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
·
Tenaga medis yang professional
·
Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan
jaringan disekitarnya, sehingga meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit
Dengan adanya kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi
dapat diminimalkan sampai tidak ada infeksi.
3. Metode
Lonceng atau Ikat.
Metode ini
pada dasarnya unik. Pada metode ini, tidak ada sama sekali pemotongan atau
operasi, sehingga dimungkinkan sirkumsisi tanpa operasi dan tanpa rasa
sakit. Namun, metode ini memerlukan waktu yang relatif lama, maksimal selama 2
minggu. Banyak kontroversi terjadi atas metode ini, karena kemungkinan terjadi
infeksi tinggi sekali. Di bawah ini adalah proses sirkumsisi dengan metode lonceng:
·
Seluruh bagian penis dibersihkan
·
Bagian kulit yang akan dihilangkan diukur
·
Kulit yang telah diukur kemudian diikat menggunakan
seutas benang operasi
·
Ikatan dibiarkan hingga menjadi nekrosis
·
Nekrosis kemudian menjadi lunak sehingga mudah
dilepaskan
·
Proses sirkumsisi selesai dengan mengaplikasikan
obat anti-infeksi Dapat dilihat bahwa pada metode ini terdapat langkah
nekrosis, dimana kulit menjadi mati karena tidak mendapat aliran darah sama
sekali. Hal ini sangat dikecam dan dilarang di dunia kedokteran karena nekrosis
mengandung bakteri yang mematikan, yaitu Clostridium perfringens.
4. Metode Clamp.
Metode ini
memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada prinsipnya adalah kulit yang akan
dihilangkan dijepit kemudian dipotong saat itu juga. Secara sekilas, proses
penjepitan terlihat seperti metode lonceng, namun, sangat berbeda di tahap
selanjutnya, yaitu pemotongan. Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan
sebentar saja selama operasi berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit
kemudian langsung dibuang (sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis. Smart
Clamp Di Indonesia, 2 metode yang terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp.
TARA CLAMP Ditemukan dan dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan
Singh pada awal tahun 1990, alat ini hampir seluruhnya terbuat dari plastik dan
digunakan hanya sekali saja. Pada metode ini, prosedurnya:
·
kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian
ditahan dengan Tara Clamp itu sendiri.
·
Setelah 3-5 menit, kulit akan terlepas dengan
sendirinya dikarenakan tekanan. Walaupun metode ini menggunakan tekanan,
nyatanya metode ini tidak menimbulkan rasa sakit, tanpa pendarahan, tanpa
jahitan, dan bisa langsung melakukan aktivitas yang relatif ringan.
5. Metode
Electrocoutery.
Metode ini
menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang lainnya, dimana
umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau alat lain, sementara metode
ini menggunakan panas yang tinggi tetapi dalam waktu yang sangat singkat.
Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana umum
terjadi pada anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki pembuluh darah
yang kecil dan halus.
6. Metode Flash
Cutter.
Metode ini
merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode electrocautery
yang dimana perbedaan mendasarnya adalah menggunakan sebilah logam yang sangat
tipis dan diregangkan sehingga terlihat seperti benang logam. Logam tersebut
kemudian dipanaskan sedikit menggunakan battery. Hal ini dimaksudkan untuk
membunuh bakteri yang kemungkinan masih ada, dan juga untuk mempercepat
pemotongan. Karena alat ini menggunakan battery, alat ini cenderung lebih mudah
dibawa sehingga beberapa dokter yang memiliki alat ini bisa melakukan proses
sirkumsisi dirumah pasien sampai selesai.
7. Metode Laser
Carbon Dioxide .
Metode
inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi. Metode ini
adalah metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena didukung oleh
tekhnologi medis yang telah maju. Berikut ini adalah urutan proses sirkumsisi
pada umumnya menggunakan laser:
·
Pasien diberikan anethesi lokal disekitar
pangkal penis
·
Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan
menggunakan klem sekali pakai
·
Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut
·
Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan
hasil sirkuksisi diberi obatanti-infeksi dan di perban
·
Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit
jahitan agar hasil potongannya tidak terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga
untuk mencegah luka berpindah posisi. Semua proses ini memakan waktu maksimal
15 menit jika tanpa hambatan. Pemotongannya sendiri memerlukan waktu kurang
dari 1 menit karena laser yang digunakan. Metode ini bisanya disarankan dokter
jika yang akan di sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun. Namun, pada
dasarnya, usia berapa saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini.
Apa manfaat dari sirkumsisi ?
Sunat pada anak laki-laki memiliki manfaat bagi kesehatan, di antaranya
mencegah infeksi saluran kemih, hingga AIDS. Di Amerika saja, setiap tahunnya
ada sekitar 55 - 65% bayi baru lahir yang disunat dalam 10 hari pertama setelah
lahir.
Sunat
dilakukan dengan cara memotong dan membuang lapisan luar pembungkus ujung penis
(kulup). Tujuannya untuk menjaga kebersihan organ penis. Sebab, di balik kulup
merupakan tempat persembunyian ideal bagi kotoran, virus, dan bakteri yang
terbawa oleh urin.
Dari sisi
kesehatan, bila tidak dibersihkan, kotoran yang tertahan itu bisa menyebabkan
infeksi dan menimbulkan berbagai penyakit pada kelamin.
Apa
yang harus dilakukan setelah sirkumsisi ?
1)
Perdarahan seharusnya segera berhenti. Bila perdarahan
masih terus berlangsung, pastikan ke dokter bahwa hanya proses alamiah dari
pembekuan (pembentukan trombin-net) darah. Kadang keluar cairan tapi relatif
bening, bukan lagi merah.
2)
Bila terjadi pembengkakan berlebihan. Kadang terbentuk
cairan jaringan di bekas luka, namun secara alamiah ini akan diserap tubuh.
Bila terjadi bendungan cairan besar, konsultasikan ke dokter.
3)
Bila anak mengeluh nyeri sangat yang tidak bisa
diatasi dengan pemberian analgetik, konsultasikan ke dokter. Mungkin terjadi
masih ada pembuluh darah yang belum terligasi dengan sempurna, sehingga terjadi
perdarahan di dalam dan menimbulkan nyeri.
Kesimpulan
Sirkumsisi merupakan
hal yang kiranya dapat dilakukan oleh semua kalangan karena selain merupakan
kewajiban (dalam agama Islam) ,ini juga baik untuk kesehatan. Seiring
perkembangan zaman,maka metode serta alat yang digunakan untuk sirkumsisi
mengalami perkembangan yang pesat dimana pada zaman dahulu orang menggunakan
bambu sebagai alat untuk memotong,maka pada zaman yang serba berkemajuan
ini,sirkumsisi menggunakan alat yang disebut laser untuk digunakan memotong.
Hal ini juga mempengaruhi proses penyembuhan dari luka tersebut,sehingga proses
penyembuhan luka menjadi cepat dan dapat mengurangi angka kejadian infeksi.
Daftar Pustaka