Sabtu, 29 Juli 2017

Perkembangan Sirkumsisi

MATA KULIAH : Penelusuran Keperawatan Berbasis IT
DOSEN             : Hj. Ns. Amatus Yudi Iswanto,S.Kep.,M.Kep.,Sp.An
KELAS              : Keperawatan B
SEMESTER       : 6 (enam)
Perkembangan sirkumsisi
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :   

ü  Gabriela Gumabo
ü  Dwi Fujidhianty Riman
ü  Nurlia Ajudin
ü  Lolactiti Pohontu
ü  Jainudin Sadek

ü  Nanik Darmiyati Saputri


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
2017

Abstrak
Seiring dengan perkembangan medis zaman ke zaman, saat ini sunat atau khitan tak lagi menakutkan. Kalau dahulu metodenya hanya satu yaitu dengan gunting dan perkakas lainnya, kini setiap klinik sunat memiliki teknik dan juga alat-alat canggih. Pemahaman terhadap khitan atau sunat dewasa ini bukan lagi terbatas pada masalah syari’ah, akan tetapi sudah menjadi wacana yang meluas di bidang kesehatan. Melihat akan manfaat sunat dan proses operasinya, menjadikan perhatian lebih dari dunia medis. Hal ini semakin menggali manfaat serta metode yang lebih aman untuk sunat. Metode atau cara apa yang akan dipilih tentu tergantung pada kemauan dan kemampuan biayanya. Kesimpulan metode dan alat untuk sirkumsisi mengalami perkembangan yang pesat sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan serta mengurangi angka kejadian infeksi.
Kata kunci : sirkumsisi
A.    Latar Belakang
Khitan diperkirakan masuk dengan diterimanya islam sebagai agama baru. Angka kejadian pada sirkumsisi ini dipengaruhi oleh agama, sosial, dan indikasi medis. Prevalensi laki-laki yang menjalani sirkumsisi di dunia diperkirakan sekitar 30-34%, dan sebagian besar sekitar 68% yang menjalani sirkumsisi adalah laki-laki muslim. Secara umum tersebar baik di Timur Tengah, Afrika Utara, Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia. Selain alasan agama sirkumsisi juga dilakukan dengan alasan ritual upacara menuju kedewasaan seperti di Afrika timur, Amerika Serikat, Republik Korea, dan Philipin (Weiss, et al., 2008).
          Dewasa ini, teknik melakukan sirkumsisi perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Saat ini telah diciptakan banyak peralatan dan obat-obatan untuk membantu melaksanakan khitan, sehingga khitan menjadi proses lebih aman dan lebih tidak menyakitkan. Selain itu, banyak pula metode yang mulai dikembangkan dalam pelaksanaan khitan sehingga proses khitan menjadi lebih mudah dan lebih cepat (Hermana, 2008).
          Sejalan dengan berjalannya ilmu pengetahuan maka metode khitan pun mengalami perkembangan, dimana pada zaman dahulu menggunakan bilah bambu tajam untuk memotongnya sampai metode sekarang yang paling canggih menggunakan laser.
Secara medis sirkumsisi terhadap laki-laki mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Medis menjelaskan bahwa penis yang belum disirkumsisi mengakibatkan terjadinya pengendapan urin di ujung penis. Fakta tersebut membuktikan bahwa penis yang sudah disirkumsisi mempunyai sisi positif dari sudut pandang kesehatan karena penis akan bersih dari endapan urin. Penis yang sudah disirkumsisi mempunyai resiko lebih kecil terhadap penularan penyakit kelamin daripada penis yang belum disirkumsisi (Arifin, 2010: 205).

B.     Kajian Literatur
Sirkumsisi ,apakah itu ?
Khitan (Arab: khatn) atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) berarti memotong kulit penutup (prepusium) yang melingkar pada batang penis, yaitu pada ujung kepala penis. Khitan dibedakan antara laki-laki dan perempuan, bagi laki-laki bagian yang dipotong adalah kulit yang menutupi ujung zakar sehingga menjadi terbuka, sedangkan bagi perempuan ialah menghilangkan selaput yang menutupi klitoris yang terdapat pada ujung lubang vulva atas (Hermana, 2009).
Apa saja metode yang digunakan dalam sirkumsisi?
1.      Metode Klasik dan Dorsumsisi. 
Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih dapat dilihat di sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam metode ini adalah bambu yang telah ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet. Peralatan yang akan dipakai ini sebelumnya disterilkan dengan alkohol tepat sebelum penggunaan. Tata cara yang umunya dilakukan oleh para ahli sunat dengan metode ini adalah: 
·         Membersihkan peralatan yang akan dipakai 
·         Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan dipotong, relatif terhadap ukuran penis 
·         Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya dengan semacam penjepit
·         Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali iris
·         Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine Bekas luka yang ditinggalkan dari metode ini tidak dijahit dan langsung dibalut (secara agak longgar tergantung kenyamanan) dengan kain kassa. Dengan cara sekali iris.
Keterangan:
metode ini memang menjadi metode tercepat dari semua metode yang ada.
2.      Metode Konvensional atau Umum.
Metode ini telah berevolusidari metode sebelumnya, yaitu metode klasik. Pada metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis, sehingga meningkatkan keberhasilan sirkumsisi. Hal yang umumnya ada atau dilakukan saat melaksanakan metode ini adalah: 
·         Pembiusan lokal 
·         Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
·         Tenaga medis yang professional 
·         Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya, sehingga meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit Dengan adanya kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat diminimalkan sampai tidak ada infeksi.
3.      Metode Lonceng atau Ikat.
Metode ini pada dasarnya unik. Pada metode ini, tidak ada sama sekali pemotongan atau operasi, sehingga dimungkinkan sirkumsisi tanpa operasi dan tanpa rasa sakit. Namun, metode ini memerlukan waktu yang relatif lama, maksimal selama 2 minggu. Banyak kontroversi terjadi atas metode ini, karena kemungkinan terjadi infeksi tinggi sekali. Di bawah ini adalah proses sirkumsisi dengan metode lonceng: 
·         Seluruh bagian penis dibersihkan
·         Bagian kulit yang akan dihilangkan diukur
·         Kulit yang telah diukur kemudian diikat menggunakan seutas benang operasi
·         Ikatan dibiarkan hingga menjadi nekrosis 
·         Nekrosis kemudian menjadi lunak sehingga mudah dilepaskan 
·         Proses sirkumsisi selesai dengan mengaplikasikan obat anti-infeksi Dapat dilihat bahwa pada metode ini terdapat langkah nekrosis, dimana kulit menjadi mati karena tidak mendapat aliran darah sama sekali. Hal ini sangat dikecam dan dilarang di dunia kedokteran karena nekrosis mengandung bakteri yang mematikan, yaitu Clostridium perfringens. 
4.      Metode Clamp.
Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada prinsipnya adalah kulit yang akan dihilangkan dijepit kemudian dipotong saat itu juga. Secara sekilas, proses penjepitan terlihat seperti metode lonceng, namun, sangat berbeda di tahap selanjutnya, yaitu pemotongan. Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama operasi berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian langsung dibuang (sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis. Smart Clamp Di Indonesia, 2 metode yang terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp. TARA CLAMP Ditemukan dan dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan Singh pada awal tahun 1990, alat ini hampir seluruhnya terbuat dari plastik dan digunakan hanya sekali saja. Pada metode ini, prosedurnya:
·         kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian ditahan dengan Tara Clamp itu sendiri. 
·         Setelah 3-5 menit, kulit akan terlepas dengan sendirinya dikarenakan tekanan. Walaupun metode ini menggunakan tekanan, nyatanya metode ini tidak menimbulkan rasa sakit, tanpa pendarahan, tanpa jahitan, dan bisa langsung melakukan aktivitas yang relatif ringan. 
5.      Metode Electrocoutery.
Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang lainnya, dimana umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau alat lain, sementara metode ini menggunakan panas yang tinggi tetapi dalam waktu yang sangat singkat. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana umum terjadi pada anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki pembuluh darah yang kecil dan halus. 
6.      Metode Flash Cutter.
Metode ini merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode electrocautery yang dimana perbedaan mendasarnya adalah menggunakan sebilah logam yang sangat tipis dan diregangkan sehingga terlihat seperti benang logam. Logam tersebut kemudian dipanaskan sedikit menggunakan battery. Hal ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang kemungkinan masih ada, dan juga untuk mempercepat pemotongan. Karena alat ini menggunakan battery, alat ini cenderung lebih mudah dibawa sehingga beberapa dokter yang memiliki alat ini bisa melakukan proses sirkumsisi dirumah pasien sampai selesai. 
7.      Metode Laser Carbon Dioxide .
Metode inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi. Metode ini adalah metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena didukung oleh tekhnologi medis yang telah maju. Berikut ini adalah urutan proses sirkumsisi pada umumnya menggunakan laser:
·         Pasien diberikan anethesi lokal disekitar pangkal penis
·         Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan menggunakan klem sekali pakai
·         Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut
·         Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan hasil sirkuksisi diberi obatanti-infeksi dan di perban
·       Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit jahitan agar hasil potongannya tidak terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga untuk mencegah luka berpindah posisi. Semua proses ini memakan waktu maksimal 15 menit jika tanpa hambatan. Pemotongannya sendiri memerlukan waktu kurang dari 1 menit karena laser yang digunakan. Metode ini bisanya disarankan dokter jika yang akan di sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun. Namun, pada dasarnya, usia berapa saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini. 
Apa manfaat dari sirkumsisi ?
Sunat pada anak laki-laki memiliki manfaat bagi kesehatan, di antaranya mencegah infeksi saluran kemih, hingga AIDS. Di Amerika saja, setiap tahunnya ada sekitar 55 - 65% bayi baru lahir yang disunat dalam 10 hari pertama setelah lahir.
Sunat dilakukan dengan cara memotong dan membuang lapisan luar pembungkus ujung penis (kulup). Tujuannya untuk menjaga kebersihan organ penis. Sebab, di balik kulup merupakan tempat persembunyian ideal bagi kotoran, virus, dan bakteri yang terbawa oleh urin.
Dari sisi kesehatan, bila tidak dibersihkan, kotoran yang tertahan itu bisa menyebabkan infeksi dan menimbulkan berbagai penyakit pada kelamin.
Apa yang harus dilakukan setelah sirkumsisi ?
1)      Perdarahan seharusnya segera berhenti. Bila perdarahan masih terus berlangsung, pastikan ke dokter bahwa hanya proses alamiah dari pembekuan (pembentukan trombin-net) darah. Kadang keluar cairan tapi relatif bening, bukan lagi merah.
2)      Bila terjadi pembengkakan berlebihan. Kadang terbentuk cairan jaringan di bekas luka, namun secara alamiah ini akan diserap tubuh. Bila terjadi bendungan cairan besar, konsultasikan ke dokter.
3)      Bila anak mengeluh nyeri sangat yang tidak bisa diatasi dengan pemberian analgetik, konsultasikan ke dokter. Mungkin terjadi masih ada pembuluh darah yang belum terligasi dengan sempurna, sehingga terjadi perdarahan di dalam dan menimbulkan nyeri.

Kesimpulan
Sirkumsisi merupakan hal yang kiranya dapat dilakukan oleh semua kalangan karena selain merupakan kewajiban (dalam agama Islam) ,ini juga baik untuk kesehatan. Seiring perkembangan zaman,maka metode serta alat yang digunakan untuk sirkumsisi mengalami perkembangan yang pesat dimana pada zaman dahulu orang menggunakan bambu sebagai alat untuk memotong,maka pada zaman yang serba berkemajuan ini,sirkumsisi menggunakan alat yang disebut laser untuk digunakan memotong. Hal ini juga mempengaruhi proses penyembuhan dari luka tersebut,sehingga proses penyembuhan luka menjadi cepat dan dapat mengurangi angka kejadian infeksi.

Daftar Pustaka
www.kaskus.co.id  dan telah diedit untuk keselarasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar