Minggu, 18 September 2016

diit pada pasien kolelitiasis



A.    PENDAHULUAN
1.      Gambaran Umum Penyakit
a.      Pengertian
Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones , biliary calculus . Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu   kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus Precis Newsletter, edisi 72, 2011).
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk dalam kandung empedu. Komposisi dari kolelitiasis adalah campuran dari kolesterol, pigmen empedu,kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70% batu saluran empedu adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan sisanya dengan komposisi yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat, komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu empedu mengandung kolesterol lebih dari 80% (Majalah Kedokteran Indonesia, volum 57, 2007).
b.      Etiologi
Faktor resiko tersebut antara lain :
1.      Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
2.      Usia lebih dari 40 tahun .
3.      Kegemukan (obesitas).
4.      Faktor keturunan
5.      Aktivitas fisik
6.      Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
7.      Hiperlipidemia
8.      Diet tinggi lemak dan rendah serat
9.      Pengosongan lambung yang memanjang
10.  Nutrisi intravena jangka lama
11.  Dismotilitas kandung empedu
12.  Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
13.  Penyakit lain (seperti Fibrosis sistik, Diabetes mellitus, sirosis hati, pankreatitis dan kanker kandung empedu) dan penyakit ileus (kekurangan garam empedu)
14.  Ras/etnik (Insidensinya tinggi pada Indian Amerika, diikuti oleh kulit putih, baru orang Afrika)
c.       Patofisiologi
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap :
1.      Pembentukan empedu yang supersaturasi
2.      Nukleasi atau pembentukan inti batu,) dan
3.      Berkembang karena bertambahnya pengendapan.
Kelarutan kolesterol merupakan masalah yang terpenting dalam pembentukan semua batu, kecuali batu pigmen. Supersaturasi empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu dan fosfolipid (terutama lesitin) dengan kolesterol turun di  bawah harga tertentu. Secara normal kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi lesitin, merupakan keadaan yang litogenik. Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol. Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin bakteri,fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan. (Schwartz S 2000).
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini : bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karena adanya enzim  glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkankarena kurang atau  tidak adanya enzim glokuroni ltranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini disebabkan karena bilirubin tak  terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
Pigmen (bilirubin) tak terkonjugasi dalam empedu
Akibat berkurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase
Presipitasi / pengendapan
Berbentuk batu empedu
Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi

2.      Tujuan
Ø  Mengetahui perhitungan kebutuhan gizi ( energi,protein,lemak,dan karbohidrat )
Ø  Mengetahui terapi diet
Ø  Mengetahui tujuan diet
Ø  Mengetahui syarat diet
Ø  Mengetahui jenis diet

B.     PENGKAJIAN
1.      Data Umum pasien :
Nama       : Ny. W
Umur       : 43 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
a.       BB                    : 60 kg
b.      TB                   : 152 cm
c.       BBI                 = ( 152 – 100) – 10% = 52 – 5.2 = 46.8 kg
d.      IMT                =  BB/TB (m²)
= 60/(1,52) ²
= 60/2,31
= 25,97 kg/ m²
e.       Status gizi       : Gemuk

2.      Pengkajian Data Laboratorium
SGOT : 48 u/l ( lebih)
SGPT  : 57 u/l ( lebih)
3.      Pengkajian Data Klinis/ Fisik
a.       Sebelum MRS lemas
b.      3 hari sebelum MRS mengeluh sakit di perut bagian kanan atas sampai tidak bisa tidur.
c.       TD : 140/90 lebih
d.      Nadi : 86x/ menit normal
e.       RR : 20 x/ menit
f.       Sebelum MRS demam

C.    PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI
1.      BMR   = 655,1 + ( 9,46 x BB + 1,86 x TB – 4,68 x usia )
= 655,1 + ( 9,46 x 60 + 1,86 x 152 – 4,68 x 43 )
= 655,1 + 567,6 + 282,72 - 201,24
= 1304,18 kkal
2.      Energi = BMR x FA x FS
= 1304,18 x 1,2 x 1,4
= 2191,02 kkal
3.      Protein = 10% x 2191,02
= 219,10/4
= 54,77 gr
4.      Lemak = 25% x 2191,02              
 = 547,75/9
 = 60,86 gr
5.      KH      = 65% x 2191,02
= 1424,16/4
= 356,04 gr

D.    TERAPI DIET
1)      Tujuan diet
-        Memulihkan keadaan pasien yaitu mengurangi rasa sakit di perut bagian kanan atas, mengurangi mual.
-        Menurunkan berat badan karena obesitas secara bertahap.


2)      Prinsip / syarat diet
-        Memberikan energi sesuai kebutuhan
-        Memberikan protein tinggi 20 %
-        Memberikan rendah lemak 15 %
-        Memberikan KH cukup 65 %
-        Memberikan vitamin (A,D,E,K) dan mineral yang cukup
-        Cukup serat
-        Hindari makanan yang bisa membuat kembung.

3)      Jenis Diet
-        Diet rendah lemak II


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar